Selasa, 05 Oktober 2010

GAGAL GINJAL
Arwil Fadillah,S.Kep,Ns

GAGAL GINJAL AKUT
DEFINISI
Gagal Ginjal Akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (misalnya urea).
ETIOLOGI
Berkurangnya aliran darah ke ginjal
Penyumbatan aliran kemih
Trauma pada ginjal
Kenaikan kapasitas vaskular
Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung
GEJALA
Gejala-gejala yang ditemukan pada gagal ginjal akut:
Nokturia (berkemih di malam hari)
Oliguria dan anuria
Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki
Pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan)
Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki
Perubahan mental atau suasana hati
Kejang
Tremor tangan
Mual, muntah
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Aktivitas/ Istrahat
Sirkulasi
Eliminasi
Makanan Cairan
Neurosensori
Nyeri/Kenyamanan
Pernapasan
Keamanan
Penyuluhan
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Volume cairan, perubahan, kelebihan b/d memepengaruhi regulatori (gagal ginjal) denagn retensi air.
Intervensi:
Awasi denyut jantung, TD, dan CVP. R/ takikardia dan hipertensi terjadi karena kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urine, pembatasan cairan berlebihan selama mengobati hipovolemia/hipertensi, perubahan pada sistem renin- angiotensi
Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisah. R/ dapat menunjukkan perpindahan cairan, akumulasi toksin, asidosis, ketidakseimbanagn elektrolit atau terjadinya hipoksia.

Resiko terhadap curah jantung menurun b/d kelebihan cairan, perpindahan cairan, defisit cairan, ketidakseimbanhgan elektrolit dan efek uremik pada otot jantung atau oksigenasi.
Intervensi:
Awasi TD dan frekuensi jantung. R/ kelebihan volume cairan, disertai dengan hipertensi dan efek uremia, meningkatakan kerja jantung dan dapat menimbulkan gagal jantung.
Kaji warna kulit, membran mukosa dan dasar kuku, perhatikan waktu penigisisn kapiler. R/ pucat mungkin menunjukkan vasokonstriksi atau anemia. Sianosis mungkin berhubungan dengan kongesti paru dan gagal janrung.

Resiko tinggi terhadap kurang nutrisi dari kebututhan tubuh b/d katabolisme protein, pembatasan diet untuk menurunkan produk sisa nitrogen, peningkatan kebutuhan metabolik dan anoreksia, mual/ muntah, ulkus ukosa mulut.
Intervensi:
Berikan makanan sedikit dan sering. R/ meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik/ menurunnya peristaltik.
Timbang BB setiap hari, R/ pasien puasa/ katabolik akan secara normal kehilangan 0,2 – 0,5 kg/hari. Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbanagn cairan.

Resiko tinggi terhadap infeksi b/d depresi pertahanan imunologi, prosedur invasif/alat dan perubahan pemasukan diet atau malnutrisi
Intervensi:
Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan staf. R/ menurunkan resiko kontaminasi silang.
Dorong napas dalam, batuk dan perubahan posisi sering. R/ mencegah atelektasis dan memobilisasi sekret untuk menurunkan resiko infeksi paru.
Kaji integritas kulit. R/ ekskoriasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder.

Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan berlebihan.
Intervensi:
Berikan cairan yang diizinkan selama periode 24 jam. R/ fase diuretik GGA dapat berlanjut pada fase oliguria bila pemasukan cairan tidak dipertahankan atau terjadi dehidarasi nokturnal.
Kontrol suhu lingkungan, batasi linen tempat tidur. R/ menurunkan diaforesis yang memperberat kehilangan cairan.

Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolik/ pembatasan diet, anemia dan peningkatan kebutuhan energi.
Intervensi:
Rencanakan periode istirahat adekuat. R/ mencengah kelelahan berlebihan dan menyimoan energi untuk penyembuhan, regenerasi jaringan.
Tingkatakan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasien. R/ meningkatakan rasa membaik/ meningkatkan kesehatan, dan membatasi prustasi.

. Kurang pengetahuan b/d kurang mengingat, salah interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
Intervensi:
Kaji ulang proses penyakit, prognosis, dan faktor pencetus bila diketahui. R/ memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi.
Jelaskan tingkat fungsi ginjal setelah episode akut berlalu. R/ pasien dapat mengalami defek sisa pada fungsi ginjal yang mungkin sementara.
Diskusikan dialisis ginjal atau transplantasi bila ini merupakan bagian yang mungkin akan dilakukan dimasa mendatang. R/ meskipun bagian ini akan diberikan sebelumnya oleh dokter pasien boleh mengetahui dimana keputusan harus dibuat dan mungkin memerlukan masukan tambahan.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
menunjukkan halularan urine tepat dengan berat jenis/hasil laboratorium mendekati normal.
mempertahankan curah jantung normal.
mempertahankan atau meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan.
melaporkan perbaikan rasa berenergi.
tak mengalami tanda atau gejala infeksi.
menunjukkan pemasukan dan pengeluaran mendekati seimbang.
menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit, prognosis dan pengobatan.
GAGAL GINJAL KRONIS
DEFINISI
Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia).
ETIOLOGI
- Tekanan darah tinggi (hipertensi) - Penyumbatan saluran kemih - Glomerulonefritis - Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista - Diabetes melitus (kencing manis) - Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik.
GEJALA
Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium
- nokturia, penderita sering berkemih di malam hari karena ginjal tidak dapat menyerap air dari air kemih, sebagai akibatnya volume air kemih bertambah
- tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal jantung
GEJALA (LANJUTAN)
- letih, mudah lelah, kurang siaga
- kedutan otot, kelemahan otot, kram
-perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak - hilangnya rasa di daerah tertentu
- kejang terjadi jika tekanan darah tinggi atau kelainan kimia darah menyebabkan kelainan fungsi otak
- nafsu makan menurun, mual, muntah
- peradangan lapisan mulut (stomatitis)
- rasa tidak enak di mulut
- malnutrisi
- penurunan berat badan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Aktivitas/ Istrahat
Sirkulasi
Integritas Ego
Eliminasi
Makanan Cairan
Neurosensori
Nyeri/Kenyamanan
Pernapasan
Keamanan
Seksualitas
Interkasi Sosial
Penyuluhan
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d ketidakseimbangan cairan mempengaruhi sirkulasi, kerj miokardial dan ketahanan vaskular sistemik.
Intervensi
auskultasi bunyi jantung dan paru. Evaluasi adanya edema perifer/kongesti vaskular dan keluhan dispnea. R/ s3 – s4 dengan tonus mufled, takikardia, frekuensi jantung tak teratur, takipnea, dispnea, gemerisik, mengi dan edema/distensi jugular menunkjukkan distensi GGK
kaji adanya derajat hipertensi, awasi TTd, perhatikan perubahan postural, contoh duduk, berdiri dan berbaring. R? Hipertensi bermakna dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron renin – angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal). Meskipun hipertensi umum, hipotensi orthostatic dapat terjadi sehubungan dengan defisit cairan, respon terhadap obat anti hipertensif atau tamponade perikardial uremik.
Resiko tinggi terhadap cedera b/d penekanan produksi sekresi eritropoetin, penurunan produksi dan SDM hidupnya, gangguan faktor pembekuan, peningkatan kerapuhan kapiler.
perhatikan keluhan peningkatan kelelahan kelemahan. Observasi takikardi, kulit – membran mukosa pucat dispnea dan nyeri dada. Rencanakan aktivitas pasien untuk menghindari kelelalhan. R/ dapat menunjukkan anemia, dan respon jantung untuk mempertahankan oksigenasi sel.
awasi tingkat kesadaran dan perilaku. R/ anemia dapat menyebabkan hipoksia serebral dengan perubahan mental, orientasi dan respon perilaku.

Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d gangguan status metabolik, sirkulasi dan sensasi (neuropati perifer).
inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular. Perhatikan kemerahan, ekskoriasi. Observasi terhadap ekimosis, purpura. R/ manandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus – infeksi.
pantau masukan cairan dan hidarsi kulit dan membran mukosa. R/ memdeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebiahan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler.

Resiko tinggi terhadap perubahah membran mukosa oral b/d penurunan salivasi, pembatasan cairan.
inpeksi rongga mulut : perhatikan kelembaban, karakter saliva, adanya inflamasi, ulserasi, leukoplakia. R/ memberi9kan kesempatan untuk intervensi segera dan mencegah infeksi.
berikan cairan sepanjang 24 jam dalam batas yang ditentukan. R/ mencegah kekeringan mulut berlebihan dari periode lama tanpa masukan oral..

Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d keterbatasan kognitif.
kaji ulang proses penyakit/prognosis dan kemungkinan yang dialami . R/ memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
kaji ulang pembatasan diet termasuk fosfat (contoh produk susu, unggas, jagung, kacang) dan magnesium ( produk gandum, polong-polongan). R/ pembatasan fosfat merangsang kelenjar paratiroid untuk pergeseran kalsium dari tulang (osteodistrofi ginjal) dan akumulasi magnesium dapat mengganggu fungsi neurologis mental.

Ketidakpatuhan b/d sistem nilai pasien : keyakinan kesehatan.
yakinkan persepsi – pemahaman pasien/orang terdekat terhadap situasi. R/ memberikan kesadaran bagaimana pasien memandang penyakitnya sendiri dan program pengobatan dan membentuk dalam memahami masalh pasien.
tentukan sistem nilai (keyakinan perawatan kesehatan dan nilai budaya). R/ program terapi mungkin tidak sesuai dengan [pola hidup sosial/budaya dan rasa tanggung jawab/peran pasien
3. Evaluasi
tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal
menunjukkan perbaikan nilai lab
meningkatkan tingkat mental biasanya
menunjukkan perilaku atau teknik untuk mencegak kerusakan kulit
mempertahankan integritas membran mukosa
menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
Menyatakan pengetahuan akurat tentang penyakit dan pemahamn program terapi.

1 komentar:

nisa mengatakan...

Ass,
Blogx bagus pak,,

mudah2n berguna bagi kami khususx keperawatan,,
terutama mahasiswa bapak yang ada 2D...
akan sgt brguna bagi kami pak,,
terima kasih telah mengaplikasikan ilmu bpk kpd kami...
terims...